Saturday, July 18, 2009

Mahasiswa ITB Wajar Menjadi Joki


Alhamdulillah, akhirnya bisa posting lagi di sini.

Beberapa saat lalu kita sempat membaca berita-berita yang terkait dengan praktik perjokian yang dilakukan oleh mahasiswa ITB. Perjokian ini dilakukan untuk meluluskan sejumlah client yg ingin bisa kuliah di perguruan tinggi negeri yang diidam2kannya.

Sebenarnya berita2 semacam ini sudah lama terdengar, bahkan sejak masih bernama SIPENMARU, UMPTN, dan berbagai nama lain untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru. Dan bukan kali pertama, mahasiswa2 ITB terlibat dalam perjokian.geleng2...malu2in ah...

Menurut anda, mengapa mahasiswa ITB banyak yg menjadi joki? Apakah anda pikir mereka pintar? Hmmm...bisa jadi.

Tapi, menurut saya, sudah jelas sekali mengapa mahasiswa ITB itu WAJAR menjadi joki. Penyebab utamanya adalah karena di kampus ITB begitu banyak kuda berkeliaran, sehingga wajar jika mahasiswa ITB menjadi joki kelas wahid.ngakak

HUAHAHAH...SERIUS AMAAATTTTT....ngakak guling2

Moral story:
- (masih) banyak orang yg memilih jalan pintas untuk meaih kesuksesan
- (dan masih) banyak juga mahasiswa ITB yg tidak bermoralmalu2in ah...
- gimana bangsa Indonesia bisa sukses jika masih banyak orang yg berpikir instan?

Foto dari sini.

Sunday, February 1, 2009

Ngapain SBY Digelari Doktor Kehormatan Dari ITB?

Bah, terlalu kental sekali nuansa politiknya!
Ketua IA ITB mestinya bisa menjelaskan ini semua!

Alumni ITB Pertanyakan Pemberian Doktor Kehormatan SBY

Bandung (ANTARA News) - Sebagian alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) mempertanyakan rencana pemberian gelar doktor honoris causa kepada Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Senat Guru Besar ITB dalam Dies Natalis pada 2 Maret 2009 karena tidak ada sumbangan keilmuan yang diberikan oleh Presiden RI itu.

Mantan mahasiswa dan aktivis ITB, Fadjroel Rahman kepada ANTARA di Bandung, Jumat menyatakan pemberian gelar menimbulkan cacat politik pada independensi ITB karena publik akan melihatnya sebagai bentuk dukungan kampus terhadap calon presiden mendatang.

"Saya menolak sekeras-kerasnya pemberian gelar doktor honoris causa ini. Apa kaitan SBY dengan keilmuan di ITB sehingga bisa mendapatkan gelar terhormat itu?" kata Fadjroel.

Ia mengatakan seseorang seharusnya bisa mendapatkan gelar itu karena keilmuannya namun gelar yang dimiliki SBY sama sekali tidak ada kaitannya dengan seluruh keilmuan yang ada di ITB.

"Sepertinya ada seseorang atau sekelompok orang yang sengaja mengaitkan jurusan keilmuan yang ada di ITB dengan SBY sehingga keputusan ini muncul," ujarnya.

Ia menuturkan Ir Sukarno mendapatkan doktor honoris causa dari ITB karena sumbangan keilmuan teknik sipilnya, terlebih latar belakangnya memang teknik sipil ITB, sedangkan Hamka memperoleh doktor honoris causas dari Al Azhar Mesir karena memang ia ilmu agama.

"Kasat mata saja tak ada kaitan keilmuan di ITB dg `ilmunya` SBY dan ini hanya petualangan politik saja," ujar Fadjroel.

Mantan alumni ITB lainnya, Adamsyah Wahab menyayangkan pemberian gelar doktor honoris causa kepada Yudhyono dan mensinyalir ada keinginan tertentu dari sejumlah pejabat ITB.

"Apa ada hubungannya keilmuan yang dimiliki SBY dengan ITB dan jawabannya tentu saja tidak karena ilmu pemberantasan korupsi tidak ada di kampus kami," katanya.

Adam menangkap ada rumor yang beredar di seputas isu itu yang menyebutkan pemberian gelar ini dilakukan hanya karena ada keinginan dari petinggi ITB untuk menjadi menteri jika Yudhoyono terpilih kembali.

"Kami sangat kecewa dengan keputusan ini, terlebih mendekati masa Pemilu 2009 sehingga kentara sekali pemberian ini bernuansa politis," katanya.

Alumni ITB lainnya, Aris Ariyanto mengaku terkejut mendengar kabar itu,� "Jika memang yang menjadi pertimbangan adalah dia menjabat sebagai presiden, prestasi mana yang membuat menjadi pantas."

"Kalau prestasinya hanya menurunkan harga BBM apakah memang itu yang menjadi pertimbangan," katanya.

Ketiga alumni ITB dari angkatan yang berbeda tersebut meminta agar Senat Guru Besar membatalkan keputusan tersebut karena dinilai cacat politik dan cacat keilmuan bagi nama besar ITB sehingga akan merusak nama baik ITB.

Adamsyah yang duduk di kepengurusan Ikatan Alumni ITB bahkan berencana membuat petisi menyangkut rencana pemberian gelar doktor honoris causa kepada Yudhoyono ini. (*)